Skip to main content

Seminar Internasional " A Clean and Green City will Bring a Healthy Life for Everyone"

Pagi ini penulis mendapat kesempatan untuk menghadiri seminar dengan tema" A Clean and Green city will bring a Healthy Life for Everyone" yang berlangsung di Dili Convention Center. Seminar yang disponsori oleh Kementerian Administrasi Negara (Ministeriu Administrasaun Estatal) menghadirkan beberapa pakar dari dalam dan luar negeri diantaranya: Fiji, Korea, Portugal, Philipina, Japan dan perwakilan UNDP. Sedangkan pembicara dari Timor Leste terdiri dari tim Universitas Nasional Timor-Leste (UNTL) dan NGO lokal yang selama ini menangani masalah/isu permasalahan sampah di ibu kota. Seminar itu sendiri sebagaimana tercantum di karu undangan seharus dimulai pukul 9.00 WTL, namun harus molor karena Wakil Perdana Menteri Fernando Lasama baru tiba sekitar pukul 9.30. Sebagaimana telah diketahui bersama  masalah sampah menjadi isu nasional di Timor-leste terlebih bagi kalangan masyarakat yang berdomisili di kota Dili, Hampir tiap tahun terlebih pada musim hujan;  banyak sampah menumpuk di got-got, sungai dan disudut-sudut perumahaan penduduk. Dari perspektif ilmu kesehatan apabila masalah sampah tidak ditangani dengan baik maka akan mendatangkan sumber penyakit: diare, malaria, dan sumber penyakit lainnya. Untuk  mengatasi permasalahan ini, pemerintah Timor-Leste telah menyiapkan petugas kebersihan dan memobilisasikan pegawai negeri untuk melakukan kebersihan kota Dili tiap akhir pekan. Namun Segala upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah seakan tidak mampu untuk menyadarkan  masyarakat akan pentingnya hidup dilingkungan yang bersih, hijau dan apik. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Nasional Timor-Leste di 5 lokasi yakni: Caicoli, Bidau Santa Ana, Lahane Ocidental, Bairopite dan Comoro menyimpulkan 86% urusan kebersihan dilakukan oleh kaum perempuan sedangkan sisanya dilakukan oleh anak-anak dan kaum laki. Hal ini menandakan kaum perempuan  punya peranan penting dalam menciptakan sebuah lingkungan yang bersih baik dirumah maupun lingkungan sekitar. Terlepas dari hasil yang dipublikasikan oleh intelektual UNTL, menurut penulis masalah sampah di Timor-Leste bisa ditangani asal:

  1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan; Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan menjadi salah sumber permasalahan sampah di Timor-Leste.Maka janganlah heran bila hari ini sampah-sampah dibersihkan, besok akan kotor lagi.
  2. Pendidikan; dalam banyak kasus penulis selalu membandingkan Timor-Leste dengan Japan. Mengapa Japan begitu maju sedangkan mereka tidak mempunyai sumber daya alam yang cukup seperti Timor-Leste? jawabannya adalah pendidikan. Pengalaman penulis ketika mengikuti training di Japan berberapa tahun lampau menunjukkan masyarakat Japan begitu taat pada aturan. Entah aturan dari pemerintah, sekolah maupun aturan yang berlaku dikantor bagi para karyawan. salah satu contoh adalah kerbersihan. Pernah kami  dimarahi (dalam tanda kutip) oleh trainer asal jepang hanya karena tidak memperhatikan prosedur pembuangan sampah bekas makanan ke tempat yang telah tersedia. Menurut aturan mereka sampah-sampah tersebut tidak langsung dibuang tapi akan didaur ulang (recycle) menjadi bahan yang berguna seperti tisu dan lain-lain. 
  3. Aturan Hukum yang Jelas, masalah sampah sebenarnya bisa ditangani dengan baik selain menumbuhkan kembangkan kesadaran melalui pendidikan juga bisa dilakukan dengan memberikan hukuman yang ketat bagi pelanggar seperti yang di galakkan oleh Governur DKI JOKOWI di http://news.detik.com/read/2013/11/14/100809/2412650/10/jokowi-buang-sampah-sembarangan-denda-rp-500-ribu. Namun hal tersebut tidak terjadi di Timor-Leste, maka melalui blog ini penulis sangat berharap agar kegiatan seminar maupun sosialisasi kebersihan lingkungan seperti yang dilakukan oleh beberapa NGO lokal setidaknya telah memberikan pemahaman baru akan pentingnya lingkungan yang bersih dan hijau demi kemajuan bangsa.

Comments

Popular posts from this blog

Lospalos dan Com Beach Resort Terletak diujung timur Negara Timor Leste, perjalanan darat membutuhkan waktu 2 jam 30 menit dari Dili ke Lospalos. Kinamoko ya..itulah nama yang sering digunakan untuk menyebut orang lospalos. Kondisi wilayahnya datar seperti Suai. Sepanjang perjalan kita akan melihat hamparan sawah disekitar wilayah manatuto, bemase, laga, hingga laiwai perbatasan antara distrik Baucau dan Lospalos. Selain hamparan sawah, kita juga akan melihat secara dekat kerbau, sapi, kuda, domba, kambing berlalu lalang di persawahan dan pinggir-pinggir jalan. Selain pemandangan alam yang indah, kita juga akan melihat secara dekat kehidupan masyarakat di pedesaan. Rata-rata sistem pengelolahan sawah dan ladang masih menggunakan sistem tradisional. Kalau musim hujan tiba, sawah dan ladang akan terlihat menghijau tapi setelah musim kemarau tiba semuanya akan mengiring tak terurus. Masyarakat petani di daerah tidak diajarkan bagaimana mencari alternative usaha lain dalam menghadapi musim

CRISTO REI

Ohin hanesan opotunidade diak ida ba hau tamba ami ministerio hetan servico limpeza iha area Cristo Rei. Desde uluk kedas hau sidauk ba fatin ida ne'e. interstante tebes, tamba statu Criste rei hanesan statu nebe boot liu iha rai Timor Leste no segundo iha mundo depois Cristo Rei iha rai Brazil. Agora dadaun ema trabalhador komesa hadia fali fatin ne'e. Companha nebe mak kaer mak companha naran "Montana diak". Tuir info nebe ami rona katak iha futuru sei monta siguransa no bilhete atu tama ba fatin neba. dala ruma los karik, tamba uma ida husi main gate ou pintu masuk hari iha neba. Trabalhador sira mos komesa pinta no hadia fatin stasaun molok atu to'o iha Cristo Rei. Atu to'o iha statu Cristo rei ita sei hasoru skada barak no stasi-stasi. Sei harak ba pasiar, reza terso ou jogging diak liu hili fatin Cristo Rei. Fresco no furak. alende fresco, husi foho nian tutun ita bele hare cidade Dili, no tasi ibun nebe furak. Antes atu nia tutun, ita sei hasoru Kapela

Minuman SAGIKO & Pemilu 2012

Pada suatu hari penulis mendapat oleh -oleh dari seorang teman yang baru pulang liburan dari Dili. Oleh -oleh tersebut berupa minuman kaleng ringan bermerek SAGIKO. Minuman SAGIKO cukup populer di kalangan masyararakat Timor leste karena selain manis juga cocok untuk daerah panas seperti Timor Leste.  Minuman kaleng SAGIKO biasanya selain dikonsumsi sendiri  juga dipersiapkan untuk acara penting seperti pernikahan, ulang tahun, dan acara-acara penting lainnya.  Di kota Dili, banyak sekali toko atau supermarket yang menjual minuman baik yang ringan sampai yang berkadar alkohol tinggi. Minuman tersebut berasal dari berbagai negara, korea, singapore, vietnam, australia, indonesia dan portugal. Daya beli masyarakat yang cukup tinggi dan mata uang Dollar amerika yang digunakan sebagai alat transaksi  menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor untuk terus mengirim dan menjual produknya di Timor Leste. Ketergantungan akan barang-barang impor tersebut bukan saja melemahkan perekono