Skip to main content

Lamalera-Tempat perburuan ikan paus

Tanggal 28 Juni yang lalu aku pergi liburan ke tempat kelahiran istri di pulau Lewoleba atau tepatnya di kampung Idalolong-Flores. Untuk mencapai pulau Lembata, aku bersama istri dan kedua anakku menumpang Timor Travel dari Dili menuju Kupang dengan biaya $21 perorang dan perjalanan dari Dili menuju Kupang memakan waktu sekitar 8 jam perjalanan. Tentunya ini merupakan perjalanan yang cukup melelahkan bagi kami sekeluarga karena baru pertama kali aku berlibur bersama keluarga kecilku. Sekitar pukul 20.00 WIT kami tiba dipenginapan SanitaJaya, jalan komodo kota Kupang. Penginapan ini sengaja dipilih selain karena harganya yang murah yakni 50 ribu rupiah permalam juga karena istri ingin bertemu dan bercanda gurau dengan kakaknya yang telah tiba duluan dari Bandung dan bersama-sama menuju Lembata untuk menghadiri acara pernikahan kakak ipar yang akan berlangsung di kampung idalolong. Setelah beristirahat 2 hari di Kupang, kami sekeluarga bersama kakak ipar dari Bandung menuju pelabuhan kupang untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke kota Larantuka-Flores timur. Sekitar jam 5 dini hari kapal ferry KM ile mandiri yang kami tumpangi berhasil bersandar di kota larantuka dan tanpa istirahat kami langsung bergegas menumpangi kapal motor jurusan larantuka-lewoleba untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke kampung idalolong dengan menggunakan bis tradisional berupa truk yang sudah dimodifikasi agar bisa digunakan sebagai sarana transportasi ke kampung-kampung. Sebenarnya ada begitu banyak cerita yang ingin penulis kupas diblog ini namun karena keterbatas waktu dan tenaga maka penulis hanya ingin share sedikit mengenai perjalanan ke kampung Lamalera atau sering dikenal khyalak umum sebagai tempat perburuan ikan paus dengan menggunakan sistem tradisional.

LAMALERA

Lamalera kalau tidak salah terletak diunjung timur pulau Lembata. Untuk mengunjungi tempat ini bisa melalui beberapa jalur namun jalur yang penulis ambil kali ini dari idalolong lalu melewati beberapa kampung di pinggir pantai sebelum mencapai kampung LamaLera. Waktu yang dibutuhkan sekitar satu jam kalau menggunakan motor roda dua tapi bisa lebih kalau menggunakan mobil. Hal ini disebabkan karena kondisi jalan yang cukup berat sehingga tidak memungkinkan untuk melaju kendaraan dengan kecepatan tinggi. Menurut ketua adat marga Korohama Bapak Paulus menyatakan nama lamalera berasal dari dua suku kata yakni Lama dan Lera artinya piring yang bercahaya dan hingga kini piring tersebut masih tersimpan rapi di rumah adat marga korohama.

Mangkok bercahaya yang masih tersimpan rapi di rumah adat  marga korohama


Selain Mangkok bercahaya yang telah disebutkan di atas, ada juga beberapa barang peninggalan jaman dulu yang masih tersimpan rapi di rumah adat marga korohama. Untuk lebih jelas bisa dilihat di foto berikut:
Bapak paulus sedang menunjukkan beberapa barang adat 

Kayu ukiran yang sudah berumur ratusan tahun
Gading merupakan mas kawin di masyarakat Flores Timur..

BERBURU IKAN PAUS

Masyarakat Lamalera selain terkenal dengan adat-istiadat yang masih kental, masyarakat lamalera juga terkenal dengan jiwa nelayan terutama dalam hal perburuan ikan paus. Menurut Bapak Paulus  kondisi alam lamalera tidak memungkinkan untuk mencari sumber penghasilan lain seperti bertani, berkebun dll hal inilah yang menyebabkan perburuan ikan paus sebagai satu-satunya cara untuk bisa bertahan hidup. Setelah hasil tangkapan didapat maka proses selanjutnya dilakukan sistem barter antara masyarakat lamalera pemilik daging ikan paus dengan masyakarat kampung lain yang memiliki beras, jagung atau bahan makanan lain. Maka tidaklah heran jika budaya barter hingga kini masih terpelihara oleh masyarakat lamalera. Nah...kembali ke kisah penulis selama mengunjungi kampung lamalera. Sebenarnya ide mengunjungi lamalera sudah lama sekali. Hal ini disebabkan karena istri penulis adalah keturunan lamalera juga karena penasaran dengan perburuan ikan paus oleh masyarakat setempat. Namun karena berbagai kendala kunjungan ke lamalera baru terealisasi di musim liburan ini. Kunjungan inipun tak disengaja, kebetulan sehabis acara akad oleh kakak ipar ada informasi dari seorang pemuda yang baru habis mengunjungi lamalera bahwa ada 5 ekor ikan paus yang baru ditangkap dan paginya akan diseret ke tepi pantai untuk selanjutnya disembelih dan dibagikan ke masyarakat sekitar. Setelah mendengar informasi tersebut penulis bersama kakak ipar langsung merencanakan untuk mengunjugi lamalera sekaligus memperkenalkan diri dengan keluarga istri di lamalera. Berbekal sepeda motor, penulis bersama kakak ipar langsung tancap gas dari kampung idalolong menelusuri beberapa kampung hingga menuju kampung lamalera. Perjalanan dari kampung idalolong ke lamalera membutuhkan waktu satu jam perjalanan. Hasil jepretan kamera penulis ketika mengunjungi lamalera bisa di lihat di bawah ini:
lagi action disamping ikan paus yang baru habis diburu oleh masyarakat lamalera
Pemandangan alam Lamalera
Me and Whale

Semoga dengan pengalaman penulis ini menginspirasi pembaca sekalian untuk mengunjungi lamalera, kampung indah nan sejuk yang penuh dengan misteri alam yang tak ternilai harganya.!!!! 

Comments

indobrad said…
Aaaaaak, Larantuka, Lamalera. Mimpi saya adalah berkunjung ke daerah situ sewaktu Paskah. Semoga tercapai, Amiiiiin
Hello Bro.terima kasih udah mampir. kalau mau kunjungi larantuka atau Lamalera tidak usah cari penginapan, karena distu ada keluarga istri jd nnti bisa nginap di rmh mereka. Semoga kunjungan ke Larantuka dan Lamalera bisa terlaksana ya. Slam
mantap brow............
Thanks bro.for visited
mj-506 said…
keren mas gan .. jadi inget lagu "nenek moyang orang pelaut"...
agen tiket online
jasa iklan massal
terima kasih udah mampir.salam
gara gara si bos pengen liburan nanti bulan Februari 2018 ke Labuan Bajo Komodo Nusa Tenggara Timur yang mana sudah masuk dalam UNESCO tentang Budaya di Dunia. Mampir ke mari dah tentang orang Lamalera yang terkenal menjadi pemburu ikan paus sampe2 dunia luar negeri tau.

Namun kini menjadi persoalan tersendiri dilihat dari kacamata orang2 lingkungan itu adalah tradisi orang bar-bar bukan budaya?

Mantap gan artikelnya, salam kenal yah sobat netizen semuanya dari aku penjual obat kuat

Thank for bro Hammerofthorjakarta for comments.
Octavio said…
Salud ho artikel ne'e Maun, semoga sai penulis ne'ebe handal. Muito prazer Maun e ha'u espero tempo ida sei ba visita fatin furak ne'e. Abraco
Bro. Octavio..obrigado mai visita tiha ona hau nia blog ida neé.epera katak tempo ita bot bele ba visita fatin ida neé. Abraco.paul

Popular posts from this blog

Lospalos dan Com Beach Resort Terletak diujung timur Negara Timor Leste, perjalanan darat membutuhkan waktu 2 jam 30 menit dari Dili ke Lospalos. Kinamoko ya..itulah nama yang sering digunakan untuk menyebut orang lospalos. Kondisi wilayahnya datar seperti Suai. Sepanjang perjalan kita akan melihat hamparan sawah disekitar wilayah manatuto, bemase, laga, hingga laiwai perbatasan antara distrik Baucau dan Lospalos. Selain hamparan sawah, kita juga akan melihat secara dekat kerbau, sapi, kuda, domba, kambing berlalu lalang di persawahan dan pinggir-pinggir jalan. Selain pemandangan alam yang indah, kita juga akan melihat secara dekat kehidupan masyarakat di pedesaan. Rata-rata sistem pengelolahan sawah dan ladang masih menggunakan sistem tradisional. Kalau musim hujan tiba, sawah dan ladang akan terlihat menghijau tapi setelah musim kemarau tiba semuanya akan mengiring tak terurus. Masyarakat petani di daerah tidak diajarkan bagaimana mencari alternative usaha lain dalam menghadapi musim

CRISTO REI

Ohin hanesan opotunidade diak ida ba hau tamba ami ministerio hetan servico limpeza iha area Cristo Rei. Desde uluk kedas hau sidauk ba fatin ida ne'e. interstante tebes, tamba statu Criste rei hanesan statu nebe boot liu iha rai Timor Leste no segundo iha mundo depois Cristo Rei iha rai Brazil. Agora dadaun ema trabalhador komesa hadia fali fatin ne'e. Companha nebe mak kaer mak companha naran "Montana diak". Tuir info nebe ami rona katak iha futuru sei monta siguransa no bilhete atu tama ba fatin neba. dala ruma los karik, tamba uma ida husi main gate ou pintu masuk hari iha neba. Trabalhador sira mos komesa pinta no hadia fatin stasaun molok atu to'o iha Cristo Rei. Atu to'o iha statu Cristo rei ita sei hasoru skada barak no stasi-stasi. Sei harak ba pasiar, reza terso ou jogging diak liu hili fatin Cristo Rei. Fresco no furak. alende fresco, husi foho nian tutun ita bele hare cidade Dili, no tasi ibun nebe furak. Antes atu nia tutun, ita sei hasoru Kapela

Minuman SAGIKO & Pemilu 2012

Pada suatu hari penulis mendapat oleh -oleh dari seorang teman yang baru pulang liburan dari Dili. Oleh -oleh tersebut berupa minuman kaleng ringan bermerek SAGIKO. Minuman SAGIKO cukup populer di kalangan masyararakat Timor leste karena selain manis juga cocok untuk daerah panas seperti Timor Leste.  Minuman kaleng SAGIKO biasanya selain dikonsumsi sendiri  juga dipersiapkan untuk acara penting seperti pernikahan, ulang tahun, dan acara-acara penting lainnya.  Di kota Dili, banyak sekali toko atau supermarket yang menjual minuman baik yang ringan sampai yang berkadar alkohol tinggi. Minuman tersebut berasal dari berbagai negara, korea, singapore, vietnam, australia, indonesia dan portugal. Daya beli masyarakat yang cukup tinggi dan mata uang Dollar amerika yang digunakan sebagai alat transaksi  menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor untuk terus mengirim dan menjual produknya di Timor Leste. Ketergantungan akan barang-barang impor tersebut bukan saja melemahkan perekono