Skip to main content

Bagaimana seorang Guru membuat lab computer dengan tanpa biaya???


Source:  http://ifixit.org/3001/how-one-teacher-built-a-computer-lab-for-free/
Source:  http://ifixit.org/3001/how-one-teacher-built-a-computer-lab-for-free/
Adalah seorang Robert litt seorang guru yang punya dedikasi tinggi untuk membangun lab computer ini. Robert litt mengajar di sekolah ASCEND  (A School Cultivating Excellence, Nurturing Diversity). Awalnya sekolah ini tidak mempunyai lab komputer dan juga tidak ada komputer di ruang kelas. Maka pada tahun 2007 Robert Litt mendapat bantuan komputer sebanyak 18 buah. Namun kehadiran ke 18 komputer ini tidak banyak membantu. Selain sistem operasinya sangat lambat, juga terdapat banyak virus atau malware  sehingga menyebabkan para siswa menjadi frustasi. Kebanyakan masalah yang terjadi pada komputer ini dapat diperbaiki dengan membersihkan atau menginstall ulang operasi sistem. Akan tetapi untuk membeli software yang baru akan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Maka Robert Litt mulai mencari beberapa pilihan. Beberapa kenalan Robert Litt di distrik Alameda yang mendaur ulang komputer (computer recyclers) menyarankan kepada Robert untuk menggunakan operasi sistem yang gratisan, seperti GNU/Linux.Tidak berpengalaman di dunia open source gratisan, robert mulai mejelajah  rana internet untuk mencari bantuan. Dari keingintahuan inilah robert mulai bergabung dengan Linux User Group, sebuah kelompok yang mendedikasikan diri untuk membantu masyarakat menggunakan software gratisan. Melalui bantuan Linux User group inilah robert bisa menggunakan software gratisan di komputer yang berjumlah 18 buah ini. Hasilnya diluar dugaan Robert, komputer yang sebelumnya lambat kini mulai cepat dalam waktu pemrosesan, bersih dari virus dan berfungsi dengan baik. Robert mulai senang begitupun dengan para siswanya. Kepala sekolahnya mulai lihat betapa semangat mereka, dan memutuskan untuk memberi Robert 4 jam per minggu untuk tidak mengajar dan memberinya waktu untuk mencari banyak komputer untuk di isi di Lab ASCEND. Dengan demikian Robert mulai dikenal sebagai "seorang guru yang mempunyai tugas khusus". Dari artikel yang ditulis di http://ifixit.org/3001/how-one-teacher-built-a-computer-lab-for-free/ ini para pembaca bisa menarik hikmah dibalik kisah perjuangan seorang guru yang begitu gigih dalam memajukan dunia ICT ditengah keterbatasan dana yang dimilikinya. Seperti kata Robert Litt diakhir artikel menyatakan" in a digital world, teachers are responsibile for making students “better digital citizens.”. Semoga kisah Robert Iitt bisa menginspirasi kita semua.

Comments

dona said…
Thanks for enjoying my photo! It was taken on Italian Alps 10 days ago, during my last holidays. And thanks for sharing it on FB (don't forget the credits, pls). Thanks, have a nice day! :)
Thank you dona..have a nice day too.

Popular posts from this blog

Lospalos dan Com Beach Resort Terletak diujung timur Negara Timor Leste, perjalanan darat membutuhkan waktu 2 jam 30 menit dari Dili ke Lospalos. Kinamoko ya..itulah nama yang sering digunakan untuk menyebut orang lospalos. Kondisi wilayahnya datar seperti Suai. Sepanjang perjalan kita akan melihat hamparan sawah disekitar wilayah manatuto, bemase, laga, hingga laiwai perbatasan antara distrik Baucau dan Lospalos. Selain hamparan sawah, kita juga akan melihat secara dekat kerbau, sapi, kuda, domba, kambing berlalu lalang di persawahan dan pinggir-pinggir jalan. Selain pemandangan alam yang indah, kita juga akan melihat secara dekat kehidupan masyarakat di pedesaan. Rata-rata sistem pengelolahan sawah dan ladang masih menggunakan sistem tradisional. Kalau musim hujan tiba, sawah dan ladang akan terlihat menghijau tapi setelah musim kemarau tiba semuanya akan mengiring tak terurus. Masyarakat petani di daerah tidak diajarkan bagaimana mencari alternative usaha lain dalam menghadapi musim

CRISTO REI

Ohin hanesan opotunidade diak ida ba hau tamba ami ministerio hetan servico limpeza iha area Cristo Rei. Desde uluk kedas hau sidauk ba fatin ida ne'e. interstante tebes, tamba statu Criste rei hanesan statu nebe boot liu iha rai Timor Leste no segundo iha mundo depois Cristo Rei iha rai Brazil. Agora dadaun ema trabalhador komesa hadia fali fatin ne'e. Companha nebe mak kaer mak companha naran "Montana diak". Tuir info nebe ami rona katak iha futuru sei monta siguransa no bilhete atu tama ba fatin neba. dala ruma los karik, tamba uma ida husi main gate ou pintu masuk hari iha neba. Trabalhador sira mos komesa pinta no hadia fatin stasaun molok atu to'o iha Cristo Rei. Atu to'o iha statu Cristo rei ita sei hasoru skada barak no stasi-stasi. Sei harak ba pasiar, reza terso ou jogging diak liu hili fatin Cristo Rei. Fresco no furak. alende fresco, husi foho nian tutun ita bele hare cidade Dili, no tasi ibun nebe furak. Antes atu nia tutun, ita sei hasoru Kapela

Minuman SAGIKO & Pemilu 2012

Pada suatu hari penulis mendapat oleh -oleh dari seorang teman yang baru pulang liburan dari Dili. Oleh -oleh tersebut berupa minuman kaleng ringan bermerek SAGIKO. Minuman SAGIKO cukup populer di kalangan masyararakat Timor leste karena selain manis juga cocok untuk daerah panas seperti Timor Leste.  Minuman kaleng SAGIKO biasanya selain dikonsumsi sendiri  juga dipersiapkan untuk acara penting seperti pernikahan, ulang tahun, dan acara-acara penting lainnya.  Di kota Dili, banyak sekali toko atau supermarket yang menjual minuman baik yang ringan sampai yang berkadar alkohol tinggi. Minuman tersebut berasal dari berbagai negara, korea, singapore, vietnam, australia, indonesia dan portugal. Daya beli masyarakat yang cukup tinggi dan mata uang Dollar amerika yang digunakan sebagai alat transaksi  menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor untuk terus mengirim dan menjual produknya di Timor Leste. Ketergantungan akan barang-barang impor tersebut bukan saja melemahkan perekono