Ketika membaca komentar di atas seakan menyadarkan penulis untuk berbagi pengalaman ketika menghadapi masalah yang sama seperti yang di alami pengunjung di atas. Memang harus di akui, kota Dili sebagai ibu kota negara Timor Leste pasti tidak akan bisa menghindar dari masalah kemacetan lalulintas. Hal ini disebabkan kebutuhan manusia akan transportasi baik motor maupun mobil tiap tahun terus meningkat di kota Dili. Ironisnya hal ini tidak di barengi dengan perluasan jalan yang memadai sehingga terjadi kemacetan terlebih di jam-jam sibuk. Selain masalah kemacetan, Kota Dili juga dihadapkan pada masalah kurang tersedianya sarana transportasi publik bagi masyarakat maupun bagi para pelajar. Sarana transportasi publik yang ada di Kota seperti taxi dan angkutan umum ( microlet) belum bisa menjawab keluhan masyarakat akan transportasi yang murah dan terjangkau. Contoh untuk naik taxi di kota Dili seorang penumpang harus membayar $1 sampai $2 lebih, sehingga kebanyakan masyarakat biasa dan anak sekolah lebih memilih naik angkot daripada harus naik taxi. Sama seperti masalah kemacetan, permintaan akan sarana transportasi publik yang murah tiap tahun terus meningkat tapi tidak di barengi dengan ketersediaan sarana transportasi publik. Banyak anak sekolah yang harus berjalan dari rumah ke sekolah karena susah mendapat angkot. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melalui departament transportasi darat bisa menyediakan beberapa bis misalnya untuk jalur becora disediakan 2 bis, jalur komoro 2 bis. Di harapkan dengan adanya keterlibatan pemerintah dalam menyediakan sarana transportasi publik yang murah dapat menjawab keluhan masyarakat seperti di alami pemberi comment di atas.
Lospalos dan Com Beach Resort Terletak diujung timur Negara Timor Leste, perjalanan darat membutuhkan waktu 2 jam 30 menit dari Dili ke Lospalos. Kinamoko ya..itulah nama yang sering digunakan untuk menyebut orang lospalos. Kondisi wilayahnya datar seperti Suai. Sepanjang perjalan kita akan melihat hamparan sawah disekitar wilayah manatuto, bemase, laga, hingga laiwai perbatasan antara distrik Baucau dan Lospalos. Selain hamparan sawah, kita juga akan melihat secara dekat kerbau, sapi, kuda, domba, kambing berlalu lalang di persawahan dan pinggir-pinggir jalan. Selain pemandangan alam yang indah, kita juga akan melihat secara dekat kehidupan masyarakat di pedesaan. Rata-rata sistem pengelolahan sawah dan ladang masih menggunakan sistem tradisional. Kalau musim hujan tiba, sawah dan ladang akan terlihat menghijau tapi setelah musim kemarau tiba semuanya akan mengiring tak terurus. Masyarakat petani di daerah tidak diajarkan bagaimana mencari alternative usaha lain dalam menghadapi musim...
Comments