Ketika membaca komentar di atas seakan menyadarkan penulis untuk berbagi pengalaman ketika menghadapi masalah yang sama seperti yang di alami pengunjung di atas. Memang harus di akui, kota Dili sebagai ibu kota negara Timor Leste pasti tidak akan bisa menghindar dari masalah kemacetan lalulintas. Hal ini disebabkan kebutuhan manusia akan transportasi baik motor maupun mobil tiap tahun terus meningkat di kota Dili. Ironisnya hal ini tidak di barengi dengan perluasan jalan yang memadai sehingga terjadi kemacetan terlebih di jam-jam sibuk. Selain masalah kemacetan, Kota Dili juga dihadapkan pada masalah kurang tersedianya sarana transportasi publik bagi masyarakat maupun bagi para pelajar. Sarana transportasi publik yang ada di Kota seperti taxi dan angkutan umum ( microlet) belum bisa menjawab keluhan masyarakat akan transportasi yang murah dan terjangkau. Contoh untuk naik taxi di kota Dili seorang penumpang harus membayar $1 sampai $2 lebih, sehingga kebanyakan masyarakat biasa dan anak sekolah lebih memilih naik angkot daripada harus naik taxi. Sama seperti masalah kemacetan, permintaan akan sarana transportasi publik yang murah tiap tahun terus meningkat tapi tidak di barengi dengan ketersediaan sarana transportasi publik. Banyak anak sekolah yang harus berjalan dari rumah ke sekolah karena susah mendapat angkot. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melalui departament transportasi darat bisa menyediakan beberapa bis misalnya untuk jalur becora disediakan 2 bis, jalur komoro 2 bis. Di harapkan dengan adanya keterlibatan pemerintah dalam menyediakan sarana transportasi publik yang murah dapat menjawab keluhan masyarakat seperti di alami pemberi comment di atas.
Setiap tanggal 2 November umat katolik diseluruh dunia merayakan hari raya para arwah atau dalam bahasa Portugis dia Finados. halnya yang sama terjadi di negara Timor Leste, sebagai negara dengan penganut agama katolik terbesar momen perayaan hari para arwah sangat terasa di Timor Leste. dua hari sebelum perayaan ini dimulai, pemerintah melalui keputusan dewan menteri telah memutuskan tanggal 31 oktober sebagai hari tolerancia de ponto atau dalam bahasa ingris disebut dengan flexible day off bagi seluruh pengawai negeri untuk mempersiapkan diri sebelum perayaan dimulai. persiapan- persiapan yang perlu dilakukan diantaranya: Mudik ke kampung halaman Sebagian besar masyarakat Timor Leste berasal dari berbagai suku dan wilayah yang jauh dari Kota Dili. Maka momen seperti ini biasanya dimanfaat oleh masyarakat yang tinggal di kota Dili untuk mengunjungi sanak keluarga dan melakukan proses tabur bunga bagi anggota keluarga yang dikubur di kampung halaman. Bersih...
Comments