Skip to main content

Perjalanan menuju kota Bandung

Pengalaman berpisah dengan istri dan kedua putriku, kali ini rasanya cukup berat untuk kujalani; terutama dari rumah becora menuju bandara komoro Dili. Aku dihadapan pada sebuah yang situasi yang sulit terutama melihat putriku yang tertua terus menangis dan menangis ketika aku pamitan mau check in ke pesawat merpati MZ 8490 Dili-Denpasar. Apaa,…Apaa hau hakarak ba hotu (Ayah..ayah aku mau ikut) begitulah kata-kata yang keluar dari bibir putriku ketika aku pamit menuju ruang tunggu di bandara Comoro. Lalu sambil memeluknya Aku bilang “labele tanis e..apaa ba sosa sonalie nia tas berbie, anting pink no jaket pink ( jangan nangis ya..bapa pergi beli sonalie punya tas berbie, anting pink dan jaket pink)”. Memang putriku yang tertua warna kesukaannya adalah warna pink dan boneka berbie, jadi untuk menyenangkannya hatinya aku janji bila balik ke Dili nanti, akan kubelikan barang-barang kesukaanya. Aku berangkat dari bandara Comoro pukul 14:30 waktu Timor Leste dan tiba di Nguurah rai-Bali sekitar pukull 15.15 waktu Indonesia Timur. Turun dari pesawat, langsung menuju bus bandara yang telah menunggu para penumpang dari Dili-Timor Leste. Sekitar 6 menit, kami turun dari bis dan langsung menuju bagian imigirasi untuk pengecekan passport dan Visa yang dilakukan oleh petugas imigrasi Bali. Setelah pemeriksaan selesai, kami menuju tempat bagasi untuk mengecek dan mengambil barang bawaan. Aku tidak bisa langsung ke Bandung karena hari itu tidak ada penerbang, jadi terpaksa harus menginap semalam di kota Bali. Suasana Kota Bali cukup rame, selain kunjungan para turis, Hotel, restorant,ukiran khas Bali, kota Bali juga mulai terihat kemacetan dimana-mana terutama di pusat kota. Setelah menginap satu malam di Bali, aku melanjutkan perjalan ke kota Bandung. Setelah ceck in dibandara udara Ngurah rai aku menuju gate 15. Berangkat Dari Bandara Ngurah Rai-Bali pukul 15.12 dan dalam pesawat Merpati MZ 617 aku menempati kursi nomor 21D Aisle padahal aku ingin dekat pintu biara bisa melihat pemandangan di diatas udara dan didarat tapi mau gimana lagi, ngak mungkinlah aku ganti kursi sama yang duduk di kursi dekat pintu, bisa-bisa kena tampar eeee. Perjalanan Bali-Surabaya sekitar 45 menit. Kami transit di Surabaya sekitar 30 menit. Para penumpang tujuan Bandung harus melapor diri ke petugas, setelah itu para penumpang  menuju ruang tunggu untuk melanjutkan perjalan ke kota Bandung. Sekitar pukul 17:15 tiba Bandara Husein Sastranegara, turun dari pesawat kami menuju ruang cek bagasi untuk mengecek barang bawaan. Setelah semuanya selesai; aku naik taxi PRIMKOPAL seharga 70.000 ribu Rupiah dari bandara menuju alamat yang akan dituju oleh penulis blog ini. Wah…Kota Bandung tidak seperti tahun 1995-2000 atau tahun 2003 dimana terakhir kali penulis mengunjungi Kota Bandung. Kemacetannya aduh… sudah kayak Jakarta padahal hari itu bukan hari libur atau hari sabtu dan minggu. Di Bandung ma..sekarang macet dimana-mana… kata pak Emod sopir taxi ke penulis. Memang dari dari bandara, Jln Pahlawan, terminal Cicaheum, ujung Berung sangat terlihat kemacetan. Beda dengan suasana kota Bandung tahun 1995 dimana penulis kuliah atau tahun 2003 dimana terakhir kali mengunjungi kota Bandung. Cukup sekian dulu info dari penulis dari Kota Bandung.

Comments

Popular posts from this blog

Lospalos dan Com Beach Resort Terletak diujung timur Negara Timor Leste, perjalanan darat membutuhkan waktu 2 jam 30 menit dari Dili ke Lospalos. Kinamoko ya..itulah nama yang sering digunakan untuk menyebut orang lospalos. Kondisi wilayahnya datar seperti Suai. Sepanjang perjalan kita akan melihat hamparan sawah disekitar wilayah manatuto, bemase, laga, hingga laiwai perbatasan antara distrik Baucau dan Lospalos. Selain hamparan sawah, kita juga akan melihat secara dekat kerbau, sapi, kuda, domba, kambing berlalu lalang di persawahan dan pinggir-pinggir jalan. Selain pemandangan alam yang indah, kita juga akan melihat secara dekat kehidupan masyarakat di pedesaan. Rata-rata sistem pengelolahan sawah dan ladang masih menggunakan sistem tradisional. Kalau musim hujan tiba, sawah dan ladang akan terlihat menghijau tapi setelah musim kemarau tiba semuanya akan mengiring tak terurus. Masyarakat petani di daerah tidak diajarkan bagaimana mencari alternative usaha lain dalam menghadapi musim

CRISTO REI

Ohin hanesan opotunidade diak ida ba hau tamba ami ministerio hetan servico limpeza iha area Cristo Rei. Desde uluk kedas hau sidauk ba fatin ida ne'e. interstante tebes, tamba statu Criste rei hanesan statu nebe boot liu iha rai Timor Leste no segundo iha mundo depois Cristo Rei iha rai Brazil. Agora dadaun ema trabalhador komesa hadia fali fatin ne'e. Companha nebe mak kaer mak companha naran "Montana diak". Tuir info nebe ami rona katak iha futuru sei monta siguransa no bilhete atu tama ba fatin neba. dala ruma los karik, tamba uma ida husi main gate ou pintu masuk hari iha neba. Trabalhador sira mos komesa pinta no hadia fatin stasaun molok atu to'o iha Cristo Rei. Atu to'o iha statu Cristo rei ita sei hasoru skada barak no stasi-stasi. Sei harak ba pasiar, reza terso ou jogging diak liu hili fatin Cristo Rei. Fresco no furak. alende fresco, husi foho nian tutun ita bele hare cidade Dili, no tasi ibun nebe furak. Antes atu nia tutun, ita sei hasoru Kapela

Minuman SAGIKO & Pemilu 2012

Pada suatu hari penulis mendapat oleh -oleh dari seorang teman yang baru pulang liburan dari Dili. Oleh -oleh tersebut berupa minuman kaleng ringan bermerek SAGIKO. Minuman SAGIKO cukup populer di kalangan masyararakat Timor leste karena selain manis juga cocok untuk daerah panas seperti Timor Leste.  Minuman kaleng SAGIKO biasanya selain dikonsumsi sendiri  juga dipersiapkan untuk acara penting seperti pernikahan, ulang tahun, dan acara-acara penting lainnya.  Di kota Dili, banyak sekali toko atau supermarket yang menjual minuman baik yang ringan sampai yang berkadar alkohol tinggi. Minuman tersebut berasal dari berbagai negara, korea, singapore, vietnam, australia, indonesia dan portugal. Daya beli masyarakat yang cukup tinggi dan mata uang Dollar amerika yang digunakan sebagai alat transaksi  menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor untuk terus mengirim dan menjual produknya di Timor Leste. Ketergantungan akan barang-barang impor tersebut bukan saja melemahkan perekono