Beberapa hari yang lalu penulis mampir di sebuah bengkel motor untuk servis motor. Kondisi bengkel pada saat itu agak ramai. Banyak motor yang masih antri untuk diperbaiki, termasuk motor penulis. sambil menunggu giliran, penulis mampir di sebuah toko kue yang letaknya berdekatan dengan bengkel tersebut. Dengan uang rece 50 cent penulis membeli dua kue donat yang ukurannya lumayan untuk sekedar mengisi perut kosong. hehe.
Setelah membeli kue tersebut, penulis kembali ke bengkel dan lansung melahap kue yang ada ditangan tanpa menawarkan ke orang lain. Saat itu penulis berniat ingin menawarkan kue ini ke salah satu bapak yang berdiri dekat penulis. Tapi niat tersebut dibatalkan karena pikirku..toh jaman sekarang semua serba susah jadi kadang kita perlu cuek sama yang lain.......
sesudah itu, sambil menunggu giliran, penulis memulai percakapan dengan bapak tersebut. Bapak ini mengalami kecelakaan motor. Kecelakaan ini terjadi di malam hari dekat markas besar Angkatan Bersenjata Timor Leste (FFDTL) metinaro. Menurut cerita bapak ini, kecelakaan ini terjadi ketika seekor sapi menyeberang jalan dan dengan kecepatan tinggi tidak memungkinkan untuk menghidar. Untungnya bapak ini tidak mengalami luka berat, hanya motornya rusak parah dan dibutuhkan perbaikan. waktu menunggu giliran cukup lama, hingga pembicaraan kami melebar kemana-mana. Salah satu pertanyaan yang sering penulis ajukan ketika berkenalan dengan orang baru adalah: kerja dimana?tinggal dimana? anak berapa? dan lainnya. sehingga tanpa sadar jam makan siangpun terlewatkan. KEBAIKAN YANG TAK TERDUGA..mungkin kata yang pas untuk aku ceritakan tentang Bapak ini. ketika sambil mengobrol ada penjual kelapa untuk lewat dan bapak ini langsung menawarkan ke saya " hakarak han karik foti ida (kalau mau makan ambil satu)..aduh malu rasanya hati ini, tadi kue donat yang ku beli langsung ku makan tanpa menawarkan ke bapak ini ..
Dengan rasa malu penulis menolak tawaran bapak ini "obrigado..hau han ona (terima kasih saya sudah makan). Tapi bapak ini tetap menawarkan ke penulis"han deit sa, orsida mak hau selu ( makan saja, nanti aku yang bayar)..aduh malunya aku ini...kenapa ya kebaikan yang bapak lakukan ke aku tidak ku lakukan dari awal? pikirku dalam hati..
Akhirnya aku ambil kelapa muda yang ditawarkan bapak ini dan langsung meminum air dan makan isinya. Kebaikan hati bapak ini bukan hanya kepada penulis, hal yang sama juga dia lakukan untuk orang lain yang ada di bengkel tersebut. sifat murah hati yang ditunjukkan oleh si bapak ini, telah melumpuhkan sifat keangkuhan, kesombongan, keegoisan dan ketidak pedulian kepada sesama yang selama ini ku anut. Kebaikan yang ditunjukkan bapak ini terkesan simple tapi sungguh sangat bermakna bagi penulis. bahwa kebaikan itu tidak memerlukan biaya yang mahal, tidak memandang orang kaya atau miskin, cantik atau ganteng. Kebaikan itu ada dalam diri kita masing-masing, tergantung kepada pribadi kita masing-masing, apakah mau menyebarkan kebaikan tersebut kepada sesama atau tidak?
Comments