Timor-Leste negara kecil dengan hanya berpenduduk sekitar 1 juta jiwa lebih namun banyak orang yang terpikat padanya (Ge..eR..he..he..). Salah satu sektor yang paling ramai dibicarakan akhir-akhir ini adalah sektor telekomunikasi. Setelah sekian lama masyarakat Timor-Leste menahan nafas akibat mahalnya biaya telepon, sms dan internetan yang disediakan perusahaan Timor Telecom (TT), kini saatnya untuk bisa bernafas lega karena hadirnya dua perusahaan besar Telkomcel dari Indonesia dan Viettel dari Vietnam untuk bisa berkompetisi dengan perusahaan TT dalam menyediakan layanan telekomunikasi yang murah bagi masyarakat Timor-Leste.
Perang Iklan
Iklan Viettel dengan service GSM menjadi Telemor |
Iklan Telkomcel |
Perang Harga
Selain perang iklan yang telah penulis sebutkan di atas, salah satu hal yang paling menarik setelah dibukanya liberalisasi sektor telekomunikasi adalah perang harga. Tentunya dengan hadirnya ketiga perusahaan ini diharapkan biaya internet, telepon dan sms akan lebih murah sesuai dengan janji-janji yang tertera di papan iklan dari ketiga perusahaan ini.
Autoridade Nacional de Communicacao
Antoridade Nacional de Communicao atau disingkat dengan ANC adalah salah satu Badan Regulasi yang berfungsi untuk mengatur sektor telekomunikasi di Timor-Leste. Namun sangat disayangkan hingga kini Badan regulasi tersebut belum terbentuk padahal secara operasional kedua perusahaan baru yakni Telkomcel dan Viettel telah beroperasi dalam membangun infrastruktur dan layanan demi bisa berkompetisi dengan perusahaan TT yang sudah sekian tahun meraup keuntungan dari sektor ini.
Masyarakat dan seluruh komponen bangsa yang ada tetap berharap agar dalam waktu dekat bisa terbentuk ANC dengan demikian bisa memberikan perlindungan dan mengayomi para investor telekomunikasi yang telah menanamkan modalnya di bumi Loro-Sae.
Comments
Kami adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang http://karoseridankonstruksi.blogspot.com
Bila ada penawaran pembuatan baru khususnya karoseri truck dan unit baru jangan segan - segan untuk menghubungi kami