(Tulisan penulis di bawah ini merupakan tulisan lama yang penulis publish di
mengingat kembali aktifitas penulis d dalam dunia blog). Selamat membaca.
Pada tanggal 20 november 2007 di Memorial Hall diadakan congress ICT(Information, comunication and technology) timor Leste. "Dezenvolve Kapasidade no Profesionalismu iha Area ICThodi suporta Dezenvolvemento Nacional" adalah tema yang diangkat dalam kongres tersebut. Begitu banyak orang muda yang antusias untuk hadir dalam kongres tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi panitia terlepas dari apa background education para participant. Melalui perdebatan panjang pro-kontra diantara peserta tidak menjadikan hambatan dalam kesuksesan kongress tersebut. Dan itulah yang dinamakan belajar berdemokrasi, menghargai perbedaan pendapat dan ide melalui kedewasaan berpikir. Kita juga patut mengucapkan Selamat atas terpilihnya dua orang muda yaitu saudara Abel Pires sebagai Ketua dan Saudara Guilherme Neves sebagai Sekretaris Jendral periode 2007-2009.
Dengan muncul organisasi ICT tersebut diharapkan menjadi mitra kerja bagi pemertintah dalam hal ini Department IT dibawah kementerian infrastruktura. Kemitraan bisa berupa:
- memberikan masukan kepada pemeritah dalam mengimplementasi undang-undang yang mengatur ICT atau Cyber law, hak cipta dan hak intelektual.
- Memberikan edukasi dan memepromosikan ICT kepada sekolah-sekolah dan masyarakat awam.
- Menjadikan ICT sebagai sarana untuk mengejar ketertinggalan.
Timor Leste merupakan negara baru di era globalisasi yang sedang belajar melangkah dan melangkah untuk menerapkan sebuah sistem yang dinamakan ICT. Komputerisasi disegala sektor merupakan pekerjaan rumah yang tidak gampang dan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun kita patut berbangga bahwa dengan kondisi yang serba kerkurangan orang Timor Leste tidak kehilangan harapan untuk maju seperti yang di tunjukkan oleh NGO InfoTimor dalam mempromosikan penggunaan software UBUNTU di Timor Leste.
Dalam pemaparan NGO InfoTimor bahwa Software UBUNTU lebih aman dari ancaman Virus, free software dan antivirus diupdate tanpa koneksi internet dan juga mereka telah melakukan pelatihan disekolah-sekolah serta institusi lainnya dan ada satu hal yang menarik adalah dalam waktu dekat software ini sudah bisa pakai bahasa Tetum. Terlepas dari benar atau tidaknya informasi tersebut kita patut mendukungan kegiatan mereka bahwa dalam situasi serba kekurangan mereka masih bisa melakukan sesuatu untuk negeri ini. Dalam memimpin organisasi seperti ICT, berlatar belakang pendidikan IT tidak menjadi jaminan akan kesuksesan oraganisasi tersebut. Sumberdaya manusia dan aturan yang jelaslah yang sangat menentukan maju mundurnya sebuah organisasi.
Jadi pertanyaan yang selalu ada dalam benak penulis adalah mau dibawah kemana organisasi ICT-TL tersebut?. Kita kuatir jangan-jangan ada unsur kepentingan lain. Maka jangan heran kalau sampai seorangpeserta bertanya ICT ini belum berdiri kok sudah ada kontrak kerjadengan INET/ISP (Internet Service Provider) dalam menyediakan internet gratis bagi mahasiswa jurusan Komputer?. Kita harap jangan sampai kekuatiran itu terjadi karena bagaimanapun Timor Leste membutuhkan generasi muda yang punya idealisme dan jiwa patriotisme dalam membangun negeri ini.
Comments