photo ini diambil oleh kawan penulis ketika sedang mengunjungi Taman wisata Dago Pakar. teman ini sering dikunjungi oleh masyarakat Bandung maupun masyarakat luar Bandung yang melakukan kunjungan ke Bandung. Tentu saja untuk memasuki Taman wisata Dago Pakar tersebut harus beli tiket yang telah disediakan oleh petugas. Di taman Wisata Dago Pakar tersebut selain dipenuhi oleh hutan-hutan lebat nan sejuk, juga ada Goa peninggalan Jepang dan Rel kereta api peninggalan Belanda. Sebagai kawasan wisata, Dago pakar ini juga dijagai oleh beberapa petugas yang khusus untuk menjaga kawasan ini agar tetap terlihat sejuk, menarik dan hijau. Timor Leste, tentu saja punya kawasan hutan dan Goa jepang yang tidak kalah menarik dengan kawasan Wisata Dago Pakar ini. Di District Baucau ada goa peninggalan jepang yang biasa masyarakat Timor Leste menyebutnya "Goa Tujuh" karena ada tujuh goa ada dibawah bukit tersebut. Cuma hingga kini Kawasan Goa tujuh ini tidak terawat. Selain itu selaku orang Timor Leste yang telah beberapa kali melakukan kunjungan ke beberapa wilayah Timor Leste. penulis yakin bahwa ternyata Timor leste punya beberapa obyek wisata yang patut untuk dijual ke manca negara. Cuma untuk memulainya memang tidak gampang; perlu dukungan dana dari pemerintah, perencanaan, dan kesadaran dari masyarakat agar obyek wisata yang dimiliki Timor Leste bisa mendatangkan sumber devisa negara.
Lospalos dan Com Beach Resort Terletak diujung timur Negara Timor Leste, perjalanan darat membutuhkan waktu 2 jam 30 menit dari Dili ke Lospalos. Kinamoko ya..itulah nama yang sering digunakan untuk menyebut orang lospalos. Kondisi wilayahnya datar seperti Suai. Sepanjang perjalan kita akan melihat hamparan sawah disekitar wilayah manatuto, bemase, laga, hingga laiwai perbatasan antara distrik Baucau dan Lospalos. Selain hamparan sawah, kita juga akan melihat secara dekat kerbau, sapi, kuda, domba, kambing berlalu lalang di persawahan dan pinggir-pinggir jalan. Selain pemandangan alam yang indah, kita juga akan melihat secara dekat kehidupan masyarakat di pedesaan. Rata-rata sistem pengelolahan sawah dan ladang masih menggunakan sistem tradisional. Kalau musim hujan tiba, sawah dan ladang akan terlihat menghijau tapi setelah musim kemarau tiba semuanya akan mengiring tak terurus. Masyarakat petani di daerah tidak diajarkan bagaimana mencari alternative usaha lain dalam menghadapi musim
Comments