Hri ini tanggal 28 juli 2010 ada peristiwa penting terjadi di perbatasan Timor Leste-Indonesia di Batu gade District Maliana. Peresmian Border pass bagi masyarakat yang tinggal disekitar perbatasan antara Indonesia-Timor Leste. Selain dihadiri oleh President Timor Leste Dr. Ramos Horta juga hadir beberapa pejabat dari kedua negara diantara Menteri luar negeri Timor Leste Dr. Zacarias da Costa, Menteri statal para diretur dari kementerian lain, Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia dan tamu udangan dari UNMIT, sedangkan dari pihak Indonesia yang hadi di acara ini antara lain Perwakilan dari KBRI di Timor Leste, Dandim NTT, Serta para pejabat NTT lainnya. Dalam kata sambutan yang disampaikan dalam Bahasa Tetum dan Ingris, President Timor Leste mengucapkan Terima kasih kepada Pihak Timor Leste maupun pihak Indonesia yang telah lama berkomitmen untuk mengimplementasi sistem Border Pass bagi masyarakat kedua negara yang tinggal di perbatasan. Selain itu President Ramos Horta mengucapkan terima kasih kepada pihak TNI yang selama ini bekerja keras bersama pihak Timor Leste dalam menjaga perdamaian di kedua negara. Border Pass yang dikeluar oleh pihak Timor Leste dan Indonesia ini memiliki warna yang berbeda. Border pass dari pihak Timor Leste berwarna Hitam, sedangkan dari Pihak Indonesia berwarna Merah. Border pass ini hanya berlaku satu tahun. Pengimplementasian border pass ini cukup membantu masyarakat di sekitar perbatasan karena selama ini mereka harus menggunakan passport atau harus menempuh jalan ilegal untuk mengunjungi saudara mereka di Atambua atau NTT.
Lospalos dan Com Beach Resort Terletak diujung timur Negara Timor Leste, perjalanan darat membutuhkan waktu 2 jam 30 menit dari Dili ke Lospalos. Kinamoko ya..itulah nama yang sering digunakan untuk menyebut orang lospalos. Kondisi wilayahnya datar seperti Suai. Sepanjang perjalan kita akan melihat hamparan sawah disekitar wilayah manatuto, bemase, laga, hingga laiwai perbatasan antara distrik Baucau dan Lospalos. Selain hamparan sawah, kita juga akan melihat secara dekat kerbau, sapi, kuda, domba, kambing berlalu lalang di persawahan dan pinggir-pinggir jalan. Selain pemandangan alam yang indah, kita juga akan melihat secara dekat kehidupan masyarakat di pedesaan. Rata-rata sistem pengelolahan sawah dan ladang masih menggunakan sistem tradisional. Kalau musim hujan tiba, sawah dan ladang akan terlihat menghijau tapi setelah musim kemarau tiba semuanya akan mengiring tak terurus. Masyarakat petani di daerah tidak diajarkan bagaimana mencari alternative usaha lain dalam menghadapi musim
Comments