Jln: Sukasari 282 adalah alamat kost terakhirku di selama menempuh studi di Bandung. Terletak sekitar 500m dari tugu pahlawan kota Bandung. Banyak kenangan yang aku habiskan ditempat itu, selain lokasinya dekat kampus, juga para penghuni yang berasal dari berbagai propinsi di Indonesia menarik aku untuk selalu mengingat kost 282. Kost 282 dimiliki oleh Bapak Wahyu Hidayat. Beliau adalah mantan Kopassus yang pernah punya pengalaman bertempur di Timor Leste (dulu Timor-Timur) pada awal pergolakan tahun 1975. Makan tak heran bila hubungan kami tidak sekedar anak kost dan bapak kost tapi lebih bersifat keluarga. Selain anak-anak dari Timor Leste yang kost ditempat ada juga beberapa teman dari berbagai wilayah yang akan aku sebutkan satu persatu.
- Bang Iwan, berasal dari Aceh. Kuliahnya di UNISBA (Universitas Islam Bandung). Beliau orang cukup
taat agama, jam sholat tidak pernah alpa. Tidak suka minum alkohol, namun hobi nonton bola dan main
catur. Kadang kalau ada waktu luang kami sering ngombrol bersama mengenai kondisi politik Aceh dan
Timor Leste. Maklum disaat itu wilayah Timor Leste dan Aceh jadi topik pembicaraan di Indonesia.
- Herda dari tanah Batak ( Perawat di Rumah Sakit Borromeus-Bnadung) terakhir aku dengar katanya sudah menikah dengan Tuasahat dari Batak juga (teman aktivitas di KMK (kelompok muda-mudi katolik) di ST. Inten bandung pada saat aku jadi ketuanya.)
- Mbak Agnes dari Jawa (karyawan RS Boromeus)
- Iwan dari Lampung
- Sofia dari Ambon (karyawan RS Boromeus)
- Maria dari Kuningan-Bandung (karyawan RS Boromeus)
- Ety dari Kuningan (Karyawan RS Boro)
dan masih banyak lagi teman-teman yang pernah menghuni kost 282 yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu. Kini hampir 10 tahun lebih aku sudah kehilangan kontak dengan teman-teman yang pernah menghuni kost 282. Tapi persahabatan kami selalu berkenang di hati sampai kapanpun. Terima kasih Bapak Wahyu Hidayat. Aku sadar dengan berpisahnya Timor Leste dari Indonesia telah menyebabkan luka yang medalam dihatimu sebagai seorang perjuang yang pernah mempertaruhkan nyawa di bumi Timor Lorosae. Kala berdiskusi, sering kita beda pendapat mengenai masalah Tim-Tim. Itulah namanya politik, tanpa kita sadari waktu bisa merubah segalanya.
Comments
Tp mekipun Tl sdh bukan bagian dari Indonesia lagi Semoga semuanya menjadi lebih baik bagi masyarakat.
Sa ida mak diak ba povu timor leste diak hotu ba ami iha Indonesia tamba ita hotu maromak oan hela iha rai seluk-seluk.
Best regard (laihanaran Betano 1989)