Survey Lokasi Salele, Suai, Ainaro dan Aileu (19-8-2009)
Bersama : Paulo da costa (DNICT), Domingos (imigrasaun), Sopir ADB dan Pak Hilman.
Salele, itulah nama sebuah wilayah di Suai dan perbatasan Indonesia-Timor Leste. Sesuai jadwal kami berangkat dari Dili sekitar jam 9.00 WTL too suai 18.00. Aku sangat tertarik untuk mengunjungi Salele selain karena adik iparku berasal dari wilayah itu, aku ingin melihat secara dekat kehidupan masyarakat di kabupaten Suai pada umumnya dan Salele pada khususnya. Rute perjalan sengaja kami ubah yang awalnya akan melewati Aileu, Ainaro ke Maliana dulu baru ke suai. Karena sesuai informasi bahwa jalan ke Suai melalui Maliana lebih baik dan dekat jika dibandingkan lewat jalur yang lain. Sepanjang perjalanan mataku selalu melihat ke arah kiri dan kanan melihat kondisi jalan, jembatan, sekolah yang sedang dalam proses perbaikan maupun yang telah selesai di rehab. Juga tak lupa aku mengamati kehidupan masyarakat di pedesaan. Ketertarikanku dalam tulisanku kali ini adalah kehidupan anak-anak dipedesaan. Kalau diamati kehidupan anak-anak dipedesaan jauh lebih sulit dibanding dengan kehidupan anak-anak seusia mereka di kota dili. Untuk bisa bersekolah mereka harus jalan kaki dipanas terik matahari, dan berjalan diatas kerikil bebatuan tanpa alas kaki. Bom dia itu salam sapaan kala kita ketemu anak-anak ini di sepanjang perjalan dari Dili-Maliana dan suai. Sapaan mereka seakan mengingatkan saya bahwa walau hidup di desa tanpa sepatu, tanpa mobil angkutan, tanpa seragam sekolah, mereka masih punya semangat juang untuk mengejar ketertinggalan. Survey terbaru yang disampaikan oleh juru bicara cabinet perdana menteri Agio Pereira yang menyatakan bahwa Timor Leste merupakan Negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat ke dua didunia tak terasa di masyasarat di sekitar wilayah ini bahkan masyarakat di wilayah timor leste lainnya. Memang kalau kita bandingkan dengan kehidupan masyarakat di kota dili dalam jenjang waktu 2 tahun di pemerintahan AMP dibahwa Presiden Xanana Gusmao memang mengalami banyak perubahaan. Diantaranya Timor plaza yang sedang dalam tahap pembangunan dan yang lebih anyar adalah akan dibangun sebuah resort dilengkapi lapangan golf dan hotel sutera di sekitar area tasitolu. Menurut penuturan seorang karyawan hotel sutera dengan antusias menyatakan bahwa apabila rencana pembangunan tidak mengalami hambatan maka hotel sutera ini akan memperkerjakan 90 persen orang Timor Leste. Iklim investasi di Timor Leste memang mengalami peningkatan sejak kepemimpinan Xanana gusmao. Namun tanpa diiringi perbaikan kesejahteraan masyarakat maka semuanya akan sia-sia.
Bersama : Paulo da costa (DNICT), Domingos (imigrasaun), Sopir ADB dan Pak Hilman.
Salele, itulah nama sebuah wilayah di Suai dan perbatasan Indonesia-Timor Leste. Sesuai jadwal kami berangkat dari Dili sekitar jam 9.00 WTL too suai 18.00. Aku sangat tertarik untuk mengunjungi Salele selain karena adik iparku berasal dari wilayah itu, aku ingin melihat secara dekat kehidupan masyarakat di kabupaten Suai pada umumnya dan Salele pada khususnya. Rute perjalan sengaja kami ubah yang awalnya akan melewati Aileu, Ainaro ke Maliana dulu baru ke suai. Karena sesuai informasi bahwa jalan ke Suai melalui Maliana lebih baik dan dekat jika dibandingkan lewat jalur yang lain. Sepanjang perjalanan mataku selalu melihat ke arah kiri dan kanan melihat kondisi jalan, jembatan, sekolah yang sedang dalam proses perbaikan maupun yang telah selesai di rehab. Juga tak lupa aku mengamati kehidupan masyarakat di pedesaan. Ketertarikanku dalam tulisanku kali ini adalah kehidupan anak-anak dipedesaan. Kalau diamati kehidupan anak-anak dipedesaan jauh lebih sulit dibanding dengan kehidupan anak-anak seusia mereka di kota dili. Untuk bisa bersekolah mereka harus jalan kaki dipanas terik matahari, dan berjalan diatas kerikil bebatuan tanpa alas kaki. Bom dia itu salam sapaan kala kita ketemu anak-anak ini di sepanjang perjalan dari Dili-Maliana dan suai. Sapaan mereka seakan mengingatkan saya bahwa walau hidup di desa tanpa sepatu, tanpa mobil angkutan, tanpa seragam sekolah, mereka masih punya semangat juang untuk mengejar ketertinggalan. Survey terbaru yang disampaikan oleh juru bicara cabinet perdana menteri Agio Pereira yang menyatakan bahwa Timor Leste merupakan Negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat ke dua didunia tak terasa di masyasarat di sekitar wilayah ini bahkan masyarakat di wilayah timor leste lainnya. Memang kalau kita bandingkan dengan kehidupan masyarakat di kota dili dalam jenjang waktu 2 tahun di pemerintahan AMP dibahwa Presiden Xanana Gusmao memang mengalami banyak perubahaan. Diantaranya Timor plaza yang sedang dalam tahap pembangunan dan yang lebih anyar adalah akan dibangun sebuah resort dilengkapi lapangan golf dan hotel sutera di sekitar area tasitolu. Menurut penuturan seorang karyawan hotel sutera dengan antusias menyatakan bahwa apabila rencana pembangunan tidak mengalami hambatan maka hotel sutera ini akan memperkerjakan 90 persen orang Timor Leste. Iklim investasi di Timor Leste memang mengalami peningkatan sejak kepemimpinan Xanana gusmao. Namun tanpa diiringi perbaikan kesejahteraan masyarakat maka semuanya akan sia-sia.
Comments