Setelah pulang dari kantor sekitar jam 17.00 sengaja ajak istri dan anakku olahraga sore di Tasi tolu atau tepatnya di patung Paus Yoh. II. Tempat yang dulu gersang kini disulap jadi tempat rekreasi sekaligus tempat berdoa bagi umat katolik Timor Leste. Untuk mencapai puncak pengujung bisa pakai mobil atau bisa juga melewati jalan tangga yang panjangnya sekitar 700 m. Memang untuk tujuan olahraga disarankan jalan kaki lewat tangga. Banyak pengunjung yang melakukan lari sore mengelilingi puncak tersebut. Baik anak-anak maupun orang dewasa sering berlibur atau sekedar berolahraga di tempat itu. Ada juga beberapa pasangan muda-mudi yang berpacaran di lokasi tersebut. Menurut saya ini memang salah satu tempat wisata terbaik di kota Dili selain Cristo Rei yang sudah dikenal secara umum oleh masyarakat di Timor Leste. Tempatnya sejuk dan udaranya masih bersih tanpa polusi. Diatas puncak tersebut kita bisa melihat dengan jelas tasi tolu, bandara udara, Pulau atauro dan Pulau Alor. Disamping Patung Paus juga ada sebuah kapela yang berdiri diatas puncak tersebut. Kami juga sempat ketemu beberapa keluarga yang membawa anaknya yang baru baptis untuk foto-foto disekitar lokasi Patung. Tapi sayang keindahan tempat wisata tersebut mulai dikotori oleh tangan-tangan jahil orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Mereka mulai mencoret pagar besi disudut tangga.
Lospalos dan Com Beach Resort Terletak diujung timur Negara Timor Leste, perjalanan darat membutuhkan waktu 2 jam 30 menit dari Dili ke Lospalos. Kinamoko ya..itulah nama yang sering digunakan untuk menyebut orang lospalos. Kondisi wilayahnya datar seperti Suai. Sepanjang perjalan kita akan melihat hamparan sawah disekitar wilayah manatuto, bemase, laga, hingga laiwai perbatasan antara distrik Baucau dan Lospalos. Selain hamparan sawah, kita juga akan melihat secara dekat kerbau, sapi, kuda, domba, kambing berlalu lalang di persawahan dan pinggir-pinggir jalan. Selain pemandangan alam yang indah, kita juga akan melihat secara dekat kehidupan masyarakat di pedesaan. Rata-rata sistem pengelolahan sawah dan ladang masih menggunakan sistem tradisional. Kalau musim hujan tiba, sawah dan ladang akan terlihat menghijau tapi setelah musim kemarau tiba semuanya akan mengiring tak terurus. Masyarakat petani di daerah tidak diajarkan bagaimana mencari alternative usaha lain dalam menghadapi musim
Comments