Beberapa hari yang lalu penulis bersama teman ditelepon oleh pihak sponsor beasiswa untuk mengambil reimburse air line ticket, bagasi, dan airport tax di kantor ADB Dili. Memang sebagaimana telah tercantum di dalam kontrak bahwa para penerima beasiwa akan disediakan biaya ticket sebanyak dua kali yakni ongkos tiket pesawat pada saat berangkat ke negara tujuan dimana para penerima beasiswa akan menuntut ilmu dan tiket pesawat disaat penerima beasiswa telah menyelesaikan pendidikan. Jadi penulis sebagai penerima beasiswa tentunya punya hak untuk mendapatkan kembali (reimburse) tiket dari Jakarta menuju Timor Leste. Awalnya penulis sendiri mengira bahwa pihak sponsor akan membayar kembali semua biaya yang telah penulis keluarkan selama perjalanan balik dari Bandung-Jakarta menuju Dili. Namun nyatanya dugaan itu keliru, pihak sponsor ternyata hanya membayar kembali (reimburse) tiket dari jakarta menuju Dili-Timor Leste sedangkan biaya perjalanan rental mobil dari Bandung menuju jakarta plus airport tax pihak sponsor beralasan bahwa biaya tersebut telah dibayarkan sebelum pemberangkatan kami menuju tempat tujuan kuliah. Sejujurnya penulis kurang puas atas jawaban tersebut karena selain biaya tiket, penulis juga harus bayar over bagasi plus airport tax yang penulis bayar sendiri dari kantung pribadi. Tapi ya sudahlah...buat apa berdebat toh..hanya menghabiskan energi yang belum tentu ada jalan keluarnya. Kembali pada cerita di atas. Setelah menerima panggilan telepon dari pihak sponsor, penulis bersama teman langsung bergegas menuju kantor ADB. Tentunya sebelum menuju kantor ADB para visitor harus melewati beberapa tahap pemeriksaan diantaranya: Mengisi formulir dipintu masuk gerbang dan pemeriksaan dengan menggunakan metal detektor yang telah disiapkan oleh staff security. Setelah melewati proses pemeriksaan, penulis bersama teman langsung menuju ruang kerja si penelpon yang bekerja di kantor ADB. Dari pandangan mata sekilas, tidak terlalu banyak aktifitas di kantor tersebut. Hanya terlihat beberapa staff yang sedang bekerja diruang masing-masing begitupun dengan sipenelpon ini. Setelah memperkenalkan diri masing-masing, kami langsung dipersilahkan duduk. Selang beberapa menit kemudian, sang sekretaris tersebut langsung menyodorkan ke kami beberapa lembar kertas yang berisi nilai uang yang telah dikonversikan ke dalam mata uang dollar Amerika. Sesudahnya kami langsung disuruh untuk tanda tangan di atas lembaran tersebut plus selembar check yang akan dibawakan ke bank ANZ Timor Leste untuk proses pembayaran dan tak lupa pula, sang petugas ADB membubuhi sepenggal kata "Please pay cash" di atas lembaran check ini. Proses pengambilan uang di bank inipun tidaklah mudah, harus melewati antrian panjang yang hampir memakan waktu 2 jam dan satu hal yang membuat penulis agak kecewa dengan pelayanan bank ini adalah jumlah uang yang seharusnya penulis terima utuh malah kena potongan sebesar 5 dollar amerika. Jadi kecewaan penulis semakin bertambah karena biaya airport tax plus over bagasi tidak dibayarkan oleh pihak sponsor malah kini pihak bank harus memotong lagi biaya airport tax yang menurut penulis terlalu besar dan tidak masuk akal. Ingin sekali penulis mau komplain kepada pihak bank, tapi sekali lagi tindakan tersebut bagi penulis hanya membuang waktu dan tenaga. Hal terpenting adalah bisa kembali bekerja dan membangun Timor Leste...salam dari Bumi Timor Leste.
Lospalos dan Com Beach Resort Terletak diujung timur Negara Timor Leste, perjalanan darat membutuhkan waktu 2 jam 30 menit dari Dili ke Lospalos. Kinamoko ya..itulah nama yang sering digunakan untuk menyebut orang lospalos. Kondisi wilayahnya datar seperti Suai. Sepanjang perjalan kita akan melihat hamparan sawah disekitar wilayah manatuto, bemase, laga, hingga laiwai perbatasan antara distrik Baucau dan Lospalos. Selain hamparan sawah, kita juga akan melihat secara dekat kerbau, sapi, kuda, domba, kambing berlalu lalang di persawahan dan pinggir-pinggir jalan. Selain pemandangan alam yang indah, kita juga akan melihat secara dekat kehidupan masyarakat di pedesaan. Rata-rata sistem pengelolahan sawah dan ladang masih menggunakan sistem tradisional. Kalau musim hujan tiba, sawah dan ladang akan terlihat menghijau tapi setelah musim kemarau tiba semuanya akan mengiring tak terurus. Masyarakat petani di daerah tidak diajarkan bagaimana mencari alternative usaha lain dalam menghadapi musim
Comments